DISCLAIMER


Hati-hatilah di dalam investasi/trading di pasar modal karena ada risiko kerugian. Luangkan waktu anda untuk mempersiapkan investment plan/trading plan yang baik sehingga anda siap untuk menanggung keuntungan maupun kerugian. Kerugian atas investasi/trading menjadi tanggung jawab masing-masing pemilik modal.

Jumat, 01 Agustus 2008

Bahan Renungan...

Setiap hari ada orang yg mengirim renungan ke email saya, tapi saya tidak mengenalnya.. tapi saya juga tidak memintanya untuk menghentikan kiriman renungannya, kadang kalo ada waktu saya baca tetapi lebih banyak yg tidak saya baca..tidak ada salahnya membacanya, apalagi market sedang merah, ada baiknya saya sharing kepada anda. semoga bermanfaat, mohon maaf jika kurang berkenan bagi anda...


Reformasi Sejati



Berubahlah oleh pembaruan budimu, sehingga kamu dapat membedakan mana kehendak Allah: Apa yang baik, yang berkenan kepada-Nya dan sempurna

Proses metamorfosa yang mengubah ulat menjadi kepompong, kemudian menjadi kupu-kupu, sungguh suatu perubahan yang mengagumkan. Dari arti katanya, metamorfosa berarti bentuk yang berubah. Namun, yang terjadi pada kupu-kupu bukan hanya perubahan bentuk, tetapi juga gaya hidup. Ulat merangkak, kupu terbang. Ulat makan daun, kupu mengisap madu. Ulat tampak rakus, kupu tampak anggun. Ulat bergerak lambat, kupu terbang cepat. Sungguh berubah total!



Kata "metamorfosa" itu pulalah yang dipakai Paulus ketika menulis: "Berubahlah oleh pembaruan budimu ...". Paulus ingin jemaat di Roma benar-benar berubah, seperti perubahan yang dialami ulat hingga menjadi kupu-kupu. Gaya hidup, cara pandang, dan cara jemaat menjalani hidup mesti berubah, sehingga mereka "dapat membedakan mana kehendak Allah: Apa yang baik, yang berkenan kepada-Nya dan yang sempurna". Ya, reformasi sejati tidak hanya mengubah forma (bentuk), tetapi juga mengubah apa yang ada di dalam hidup seseorang.



Hidup kita perlu terus mengalami reformasi. Harus terus bergerak dari ulat ke kepompong. Jadi tidak hanya diam, tetapi seperti pesan Paulus, kita perlu terus mempersembahkan diri sebagai persembahan yang hidup, kudus, dan berkenan kepada Allah (ayat 1). Artinya, kita selalu menyadari—dan kemudian membuktikannya pada dunia—bahwa atas kemurahan Allah dan kasih karunia-Nya, hidup kita ini adalah milik Allah.



Mari terus berubah agar semakin matang di dalam Tuhan. Hingga pada saatnya kelak, kita sungguh berubah menjadi indah dan memberkati setiap orang yang melihatnya —DKL

Tidak ada komentar: